Thursday, December 28, 2006

Tarian Cahaya

Semalam kamu beri aku sebatang coklat semanis cinta dan untukmu aku kumpulkan bintang yang bersinar seterang senyummu. Lalu seperti biasa, aku hanyut dalam tarian kata-kata, kamu terlihat begitu bahagia, senyummu begitu terang, kerlipnya jatuh di pangkuanku. Ah..kamu sedang jatuh cinta.

Kamu menari dalam lingkupan cahaya, hingga semesta terlelap dan detak jam terdengar satu-satu. Dan aku termanggu menyadari, tarianmu adalah permohonan kepada dewa-dewi di surga demi restu dan kebahagiaan. Kamu benar-benar jatuh cinta.

Aku telusuri kitab-kitab ramalan, mencoba mencari penyangkalan. Kudengarkan kartu-kartu berbisik lirih bahwa kamu sudah memilih. Aku tak mungkin mengutukimu, kamu terlihat begitu bahagia. Aku tak sanggup menemukan alasan untuk membencimu atau mantera untuk menghentikan tarianmu yang begitu tulus.

Maka, diakhir tarian, aku berikan tepuk tangan, dan kamu tersenyum. Cahaya meredup, kita berpisah. Selembar harap yang kugenggam sedari tadi, aku campakkan di pinggiran jalan yang dingin, lalu angin meniupnya ke pojok gelap.

Teluk Dalam, 28 Desember 2006

5 comments:

wulan said...

seli this is sooooooooo beautiful, wah bagus banget sel...bacanya kayak mau terbang deh gw

Anonymous said...

:Maneka

bacanya kayak mau terbang?
Padahal waktu nulis, rasanya kayak lagi tenggelam ke dasar bumi hehehe...

Anonymous said...

gue kaya orang mabuk :p

Anonymous said...

http://www.motherblogs.net/eboneerose/399/

rinzhara said...

i like it much..